Minggu, 22 November 2015

Tugas Ilmu Sosial Dasar: Kesenjangan yang Terjadi antara Masyarakat Desa dan Kota


  1. Ceritakanlah kembali sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia mengenai kesenjangan yang terjadi antara masyarakat desa dengan kota!
    Jawab:
    Kesenjangan terjadi di daerah di mana saya tinggal saat ini. saya sendiri tinggal di sebuah perumahan, di kecamatan Tigaraksa, kabupaten Tangerang, provinsi Banten. Saya sudah mengamati adanya kesenjangan, terutama kesenjangan pendidikan  yang terjadi antara masyarakat desa yang tinggal di kabupaten Tangerang dengan masyarakat kota yang tinggal di kota Tangerang. Di kabupaten tangerang, khususnya di desa-desa atau kampung-kampung, para orang tua menyuruh anak-anak mereka yang baru lulus SD untuk segera menikah ataupun bekerja dikarenakan tidak cukupnya biaya untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi yakni SMP, SMA dan perguruan tinggi. Mereka pikir dengan begitu maka beban hidup mereka akan berkurang dan bahkan kebutuhan hidup mereka akan tercukupi apabila anak-anak mereka membantu mereka menghasilkan uang dengan bekerja biasanya sebagai buruh, karyawan, kuli bangunan ataupun asisten rumah tangga. Tetapi sekarang ini saya melihat kemajuan yang pesat dari pendidikan masyarakat desa semenjak adanya bantuan operasional sekolah yang diberikan pemerintah, sehingga para orang tua tidak mengalami kesulitan menyekolahkan anak-anak mereka bahkan hingga ke perguruan tinggi. Sekarang ini para orang tua melakukan usaha yang lebih dengan berjualan dan menjadi seorang pengusaha atau melakukan apapun yang mereka bisa agar anak-anak mereka bisa menjadi orang yang berpendidikan dengan menguliahkan mereka di sebuah universitas. Berbeda dengan masyarakat desa yang belum menyadari pentingnya pendidikan dan berpenghasilan rendah juga jauh dari pusat pembangunan, masyarakat kota yang kebanyakan adalah “orang punya” dan berpendidikan sehingga mereka sadar akan pentingnya pendidikan serta tinggal di kota, dimana pembangunan di kota lebih maju dibandingkan di desa sehingga memudahkan akses anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang mereka inginkan, para orang tua masyarakat kota menginginkan anak-anak mereka mendapatkan yang tebaik dalam hal pendidikan.
    Kesenjangan pendidikan juga terjadi di kampung halaman saya yakni antara masyarakat desa di kabupaten dan kota Ponorogo. Anak-anak masyarakat di salah satu desa di kabupaten Ponorogo banyak yang putus sekolah atau hanya menamatkan pendidikan di SMA lalu lebih memilih meninggalkan Indonesia untuk bekerja sebagai TKI dan kembali ke Indonesia dengan membawa uang yang banyak, sehingga mereka bisa membeli dan membangun rumah, membeli mobil dan sawah dan melakukan hal-hal lain yang bisa mereka lakukan dengan uang hasil mereka bekerja sebagai TKI. Biasanya mereka bekerja di luar negeri seperti Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Korea Selatan sebagai buruh atau kuli serta sebagai asisten rumah tangga. Hal ini terjadi sejak dulu sampai saat ini. Masyarakat kota ponorogo lebih sadar akan pentingnya pendidikan dan lagi mereka tinggal di daerah pusat pembangunan, dimana sekolah- sekolah dan perguruan tinggi telah banyak dibangun sehingga memudahkan akses anak masyarakat kota mendapatkan pendidikan yang baik.
  2. Mengapa kesenjangan tersebut bisa terjadi? Apa penyebabnya?
    Jawab: 
    Kesenjangan pendidikan yang terjadi di dua daerah tersebut di atas, yakni Tangerang dan Ponorogo terjadi karena; pertama kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat desa akan pentingnya pendidikan. mereka berpikir bahwa yang penting adalah bagaimana mereka meningkatkan taraf hidup mereka dengan cara mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dari bekerja. Mereka takut kalau menykolahkan anak-anak mereka akan menambah beban hidup karena mereka akan lebih banyak mengeluarkan uang. Padahal dengan menyekolahkan anak-anak mereka akan membuat anak-anak mereka mendapatkan pekerjaan yang layak dan menghasilkan uang yang secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bahkan derajat mereka di tengah-tengah masyarakat. Bahkan dengan pendidikan juga mereka bisa memajukan daerah mereka sendiri.
    Sebab yang kedua adalah pandangan publik. Masyarakat di desa di daerah tersebut telah terbiasa dengan apa yang mereka lakukan yakni membiarkan anak-anak mereka tidak sekolah dan mendapatkan pendidikan, bahkan di kampung halaman saya, yakni salah satu desa di Ponorogo yang dimana kebanyakan anak-anak masyarakatnya putus sekolah dan menjadi TKW di luar negeri, ada pendapat bahwa orang-orang yang bekerja di luar negeri kemudian kembali dengan membawa uang banyak dan membangun rumah besar dan bagus adalah orang-orang yang hebat dan secara tidak langsung meningkatkan gengsi dan status sosial mereka di mata masyarakat, sehingga hal ini tidak dipandang sebagai masalah yang harus diperbaiki dan terjadi secara terus menerus.
    Penyebab lainnya adalah ketidakmerataan pembangunan. Fasilitas dan infrastruktur untuk mengadakan pendidikan formal di desa tidak sebanyak dan selengkap yang terdapat di kota. Dulu anak-anak desa di kabupaten Ponorogo harus menghabiskan waktu satu sampai dua jam berjalan kaki atau naik sepeda untuk sampai di sekolah karena jarangnya sekolah yang ada di daerah mereka dan juga jarangnya kendaraan umum yang melewati daerah tempat tinggal mereka. Hal tersebut membuat para orang tua berpikir dua kali untuk menyekolahkan anak mereka. Fasilitas yang tersedia di sekolah di desa-desa kurang lengkap, seperti tidak memiliki lab komputer atau lab IPA tidak seperti sekolah di kota yang sangat lengkap bahkan dengan koneksi internet dan wi-fi sehingga anak-anak di kota tidak buta informasi dan gagap teknologi, dimana kedua hal itulah yang menyebabkan masalah lain yakni ketertinggalan daerah tempat tinggal mereka (desa) masyarakat desa.
  3. Bagaimana cara mengatasi kesenjangan tersebut?
    Jawab:
    Cara yang pertama adalah dengan memberikan sosialisasi serta mengedukasi masyarakat desa mengenai pentingnya pendidikan serta hal-hal positif yang bisa mereka dapatkan dari pendidikan, juga mengedukasi tentang adanya cara murah agar anak-anak mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti dengan menggunakan program beasiswa atau program lainnya yang disediakan oleh sekolah, universitas maupun pemerintah, sehingga para orang tua yang tidak memiliki cukup biaya tetapi sangat ingin menyekolahkan anak mereka bisa melangsungkan niatnya tersebut. Sosialisasi untuk menjadi pengusaha juga harus diberikan kepada masyarakat desa. Selain agar mereka menjadi masyarakat yang mandiri dan tidak takut akan kehabisan uang ketika menyekolahkan anak-anak mereka, mereka juga akan dapat memajukan daerah mereka sendiri. Dengan memberikan sosialisasi seperti diatas, masyarakat desa akan berpikir bahwa pendidikan itu sangat penting, dan bahkan mereka akan melupakan anggapan-anggapan tidak masuk akal seperti bekerja sebagai TKW di negeri orang dan menghasilkan uang banyak adalah suatu hal yang hebat dan membanggakan.
    Yang kedua adalah memakasimalkan pemerataan pembangunan. Pemerintah harus membagi rata anggaran yang tersedia untuk pembangunan daerah baik bagi kota maupun kabupaten, dimana didalamnya masih terdapat desa-desa tertinggal. Memperbaiki dan menambah infrastruktur yang sudah ada, sehingga masyarakat desa tidak kesulitan untuk mendapatkan hak mereka mengenyam pendidikan.

Rabu, 04 November 2015

Tugas Ilmu Sosial Dasar: Pengertian dan Macam-macam Stratifikasi Sosial serta Contoh Negara yang Menganut Sistem Stratifikasi Sosial

1.      Pengertian Pelapisan Sosial
Stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata yang berarti lapisan. Maka dari itu social stratification atau stratifikasi sosial sering diterjemahkan sebagai pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan masyarakat atau stratum.
Pitirim A. Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut : “Pelapisan mayarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).”
Lebih lengkap lagi batasan yang dikemukakan oleh theodorson dkk. Di dalam Dictionary of Sociology, oleh mereka dikatakan sebagai berikut : pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat di dalam system sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal pembedaan hak, pengaruh dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, di mana lapisan bawah adalah lapisan paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas.
Maka dapat saya simpulkan bahwa pelapisan atau stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu  yang membentuk kelas atau tingkatan berdasarkan dasar-dasar penilaian stratifikasi yang dimiliki individu seperti kekayaan, kekuasaan dan ilmu pengetahuan.  
2.      Macam-macam Pelapisan Sosial
Macam-macam pelapisan sosial dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yakni :
a.      Pelapisan Sosial Tertutup
Pelapisan sosial tertutup yakni pelapisan sosial yang membatasi atau tidak memungkinkan terjadinya perpindahan seseorang dari lapisan tinggi ke lapisan rendah atau sebaliknya. Satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Contohnya seorang raja memiliki anak, maka anak tersebut langsung menjadi anggota lapisan tertinggi dalam masyarakat karena ia merupakan keturunan raja dan juga berlaku untuk keturunan anak cucu raja berikutnya dan seterusnya.
b.      Pelapisan Sosial Terbuka
Berbeda dengan pelapisan sosial tertutup, pelapisan sosial terbuka memungkinkan terjadinya perubahan kelas atau lapisan seseorang karena kemampuan dan kecakapan yang ia miliki. Jadi ketika seseorang memiliki kecakapan dan kemampuan yang mumpuni, itu akan membuat ia naik kelas ke lapisan tertinggi dalam masyarakat, tidak peduli apabila ia di lahirkan oleh seseorang dari lapisan terendah sekalipun, dan sebaliknya apabila seseorang tidak memiliki kemampuan dan kecakapan yang cukup, ia bisa saja jatuh bahkan ke lapisan paling rendah meskipun ia merupakan keturunan seseorang dari kelas atau lapisan paling tinggi dalam masyarakat. 
3.      Negara yang Menganut Sistem Pelapisan atau Stratifikasi Sosial
Contoh negara yang menganut sistem pelapisan sosial adalah India. Masyarakat negara ini menganut sistem pelapisan sosial tertutup yakni sistem kasta. Dalam sistem kasta, status dan kelas dalam masyarakat ditentukan oleh kelahiran dan berlaku seumur hidup. Pembagian kasta di India sendiri adalah sebagai berikut :
·         Kasta Brahmana : anggotanya adalah para pendeta. Kasta ini merupakan kasta paling tinggi diantara kasta yang ada.
·         Kasta Ksatria : lapisan kedua, yang anggotanya adalah para bangsawan atau pemerintah dan para tentara.
·         Kasta Waisya : kasta atau lapisan ketiga. Anggotanya adalah para pedagang.
·         Kasta Sudra : yakni kasta keempat, yang anggotanya adalah rakyat jelata. Lapisan terendah dari sistem kasta yang berlaku.
·         Paria : golongan orang-orang yang tidak memiliki kasta atau kelas. Yang termasuk ke dalam golongan ini contohnya kaum gelandangan, pengemis dan sebagainya. 





Sumber: MKDU, ILMU SOSIAL DASAR, seri diktat kuliah, oleh Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk,         penerbit Gunadarma (dengan penambahan beberapa opini penulis).